Pesona budaya adat dayak Kalimantan Tengah

Kalimantan Tengah terkenal dengan hutannya yang masih hijau dan adat dayaknya yang masih kental serta masyarakatnya yang masih menjunjung tinggi warisan dan budaya leluhur mereka.

Kalimantan Tengah masih memiliki banyak warisan leluhur yang masih melekat dan dipegang teguh oleh masyarakatnya. Budaya makanan dan ciri khas memiliki perbedaan sendiri di setiap kabupaten dan desa. Kekayaan alam budaya dan warisan leluhur merupakan aset berharga yang harus terus di lestarikan oleh masyarakatnya agar tidak tenggelam oleh arus perkembangan zaman yang moidern saat ini.

Dayak Ma'anyan merupakan salah satu dari banyak suku dayak yang ada di Kalteng juga merupakan salah satu suku dari Barito. Seperti suku dayak lainnya suku dayak maanyan awalnya menganut agama Kaharingan yang sampai saat ini mempengaruhi kebudayaan yang di wariskan pada generasi yang baru yaitu menganut Agama Samawi (kebanyakan Kristen dan Katholik).

Secara hukum dayak Maanyan terbagi menjadi 3 wilayah hukum adat yaitu Banua Lima, Paju Empat dan Paju Sepuluh (Kampung Sepeluh) yang memiliki berbagai macam upacara adat dan upacara kematian. Upacara adat kematian merupakan berbagai jenis upacara serangkaian dari kematian sampai beberapa upacara untuk mengantar roh ke tumpuk dunia akhirat. Berikut ini beberapa upacara adat yang saya ketahui :
  1. Nuang Panuk, yaitu upacara membatur yang pelaksanaannya hanya dilaksanakan satu hari satu malam. Kuburan orang matinya pun hanya di buat batur dengan satu tingkat saja dan diberi sesajen khas dayak yaitu tumpi wayu dan lapat wayu dan berbagai macam makanan lain yang disusun dengan susunan yang cukup rumit.
  2. Miya, yaitu upacara membatur yang pelaksanaannya di laksanakan selama lima hari lima malam. Kuburannya di hiasi dan keluarga yang masih hidup masih dapat mengirimkan sesajen atau makanan, pakaian dan kebutuhan lainya bagi adiau (keluarga) yang telah meninggal.
  3. Siwah, merupakan upacara kelanjutan dari upacacara Miya yang di laksanakan empat puluh hari setelah upacara Miya selesai. Pelaksanaan upacara siwah ini hanya dilaksanakan satu hari satu malam. Tujuan dari upacara siwah ini adalah pengukuhan kembali roh si adiau setelah di panggil dalam upacara Miya untuk menjadi pengantau-pengantuhu (sahabat) bagi keluarga yang belum meninggal.
  4. Ngadatun, upacara yang dilaksanakan tujuh hari tujuh malam dan hanya dikhususkan bagi mereka yang meninggal atau terbunuh tidak wajar, dalam peperangan atau bagi pemimpin yang terkemuka.
  5. Ijambe (dibaca : ijamme') yaitu upacara pembakaran tulang mati. Pelaksanaannya selama sepuluh hari sepuluh malam. Upacara ini membutuhkan biaya yang sangat besar dengan menggunakan hewan kurban kerbau, babi dan ayam. Karena biaya yang mahal maka upacara ini hanya dilakukan oleh keluarga-keluarga besar.
  6. Bontang, merupakan upacra yang paling mewah sebagai bentuk penghormatan keluarga yang masih huidup kepada keluarga yang sudah meninggal.  Upacara ini di adakan lima hari lima malam dan dengan biaya yang luar biassa mengggunakan puluhan ekor babi jumbo dan ratusan ekor ayam. Tujuannya adalah memberikan kesejahterahan dan kemapanan untuk adiau (roh) yang telah dibontang. Upacara ini bukan merupakan upacara duka namun sudah berbentuk upacara sukacita.
Di dalam upacara-upacara yang ada di atas terdapat tarian-tarian, karungut dan berbagai macam pertujukan adat khas dayak. Seperti tari giring-girin, dadas dll.

Rumah Adat Betang (Huma Betang)




Rumah adat betang adalah rumah adat yang berada di daerah pedalaman Kalimantan yang cara hidupnya berkelompok atau berkoloni. Betang memiliki keunikan tersendiri dapat diamati dari bentuknya yang memanjang serta terdapat hanya terdapat sebuah tangga dan pintu masuk ke dalam Betang. Tangga sebagai alat penghubung pada Betang dinamakan hejot. Betang yang dibangun tinggi dari permukaan tanah dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang menggaggu para penghuni Betang, seperti menghindari musuh yang dapat datang tiba-tiba, binatang buas, ataupun banjir yang terkadang melanda Betang. Hampir semua Betang dapat ditemui di pinggiran sungai-sungai besar yang ada di Kalimantan.
 
Betang dibangun biasanya berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 30-150 meter serta lebarnya dapat mencapai sekitar 10-30 meter, memiliki tiang yang tingginya sekitar 3-5 meter. Betang di bangun menggunakan bahan kayu yang berkualitas tinggi, yaitu kayu ulin (Eusideroxylon zwageri T et B), selain memiliki kekuatan yang bisa berdiri sampai dengan ratusan tahun serta anti rayap. Betang biasanya dihuni oleh 100-150 jiwa di dalamnya, sudah dapat dipastikan suasana yang ada di dalamnya. Betang dapat dikatakan sebagai rumah suku, karena selain di dalamnya terdapat satu keluarga besar yang menjadi penghuninya dan dipimpin pula oleh seorang Pambakas Lewu. Di dalam betang terbagi menjadi beberapa ruangan yang dihuni oleh setiap keluarga.
Pada halaman depan Betang biasanya terdapat balai sebagai tempat menerima tamu maupun sebagai tempat pertemuan adat. Pada halaman depan Betang selain terdapat balai juga dapat dijumpai
sapundu. Sapundu merupakan sebuah patung atau totem yang pada umumnya berbentuk manusia yang memiliki ukiran-ukiran yang khas. Pada bagian belakang dari Betang dapat ditemukan sebuah balai yang berukuran kecil yang dinamakan tukau yang digunakan sebagai gudang untuk menyimpan alat-alat pertanian, seperti lisung atau halu. Pada Betang juga terdapat sebuah tempat yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan senjata, tempat itu biasa disebut bawong. Pada bagian depan atau bagian belakang Betang biasanya terdapat pula sandung. Sandung adalah sebuah tempat penyimpanan tulang-tulang keluarga yang sudah meninggal serta telah melewati proses upacaratiwah.

Makanan Khas Dayak (Kalteng)

Kalteng memiliki banyak makanan-makanan khas yang rasanya tak kalah enak dengan makanan khas daerah lain di anataranya adalah :

  1. Kalumpe/ karuang,

    sayuran yang diolah dari daun singkong yang ditumbuk halus.
     Kalumpe merupakan bahasa Dayak Maanyan dan karuang sebutan sayur ini dalam bahasa Dayak Ngaju. Dalam pengolahannya, biasanya daun singkong ditumbuk halus dan dicampur dengan terong kecil atau terong pipit. Bumbu untuk masakan ini adalah bawang merah, bawang putih, serai dan lengkuas yang dihaluskan. Walaupun tampilannya yang kurang menarik dan terlihat aneh. tapi rasa dari karuang ini sangat lezat dan nikmat.
  2. Umbut Rotan,
    dalam bahasa Dayak Maanyan, umbut rotan dikenal dengan uwut nang'e. Sedangkan dalam bahasa Dayak Ngaju dikenal dengan juhu singkah. Umbut rotan ini dikenal masyarakat dayak karena mudah diperoleh didalam hutan tanpa perlu menanamnya terlebih dahulu. Cara pengolahannya yaitu pertama rotan muda dibersihkan kemudian kulitnya dibuang dan dipotong dalam ukuran kecil. Umbut rotan seringkali dimasak bersama dengan ikan baung dan terong asam. Umbut Rotan memiliki rasa gurih, asam, dan kepahit-pahitan yang bercampur dengan rasa manis dari daging ikan sehingga membuat umbut rotan memiliki citarasa tersendiri. 
  3. Wadi,
    1. adalah makanan berbahan dasar ikan atau menggunakan daging babi. Wadi bisa dibilang adalah makanan yang "dibusukan". Namun pembusukan ini tidak dibiarkan begitu saja, sebelum disimpan, ikan atau daging akan dilmuri dengan bumbu yang terbuat dari beras ketan putih atau bisa juga biji jagung yang di-sangrai sampai kecoklatan kemudian di tumbuk manual atau di blender. Dalam bahasa Dayak Maanyan bumbu ini disebut dengan Sa'mu dan dalam bahasa Dayak Ngaju disebut dengan Kenta. Pembuatannya yaitu ikan atau daging yang hendak diolah dibersihkan terlebih dahulu, kemudian direndam selama 5-10 jam dalam air garam. Kemudian daging atau ikan diangkat dan dibiarkan mengering. Setelah cukup kering ikan atau daging dicampur dengan Sa'mu sampai merata. Kemudian daging disimpan dalam kotak kaca, stoples, atau plastik kedap udara yang ditutup rapat-rapat. Simpan kurang lebih selama 3-5 hari. Untuk daging disarankan simpan lebih dari 1 minggu. Setelah selesao, wadi tidak bisa langsung dimakan tapi harus diolah kembali antara lain dengan cara digoreng atau dimasak. Walau pembuatannya terlihat mudah, tetapi apabila terjadi kesalahan sedikit saja dalam memasukan bumbu serta perendaman maka akan membuat wadi menjadi tidak enak bahkan tidak bisa dimakan. Oleh karena itu ada orang-orang tertentu yang memilki keahlian untuk membuat wadi yang enak. 
1. Wisata Alam – Arboretum Nyaru Menteng – Kalimantan Tengah

Arboretum Nyaru Menteng adalah sebuah kawasan hutan yang di dalamnya terdapat banyak spicies flora dan fauna, yang menjadi objek wisata menarik di kota tersebut ,Di lokasi ini banyak terdapat koleksi kehutanan dengan berbagai jenis seperti tanaman geronggang, meranti, cemara, dan tampan ,terdapat juga proyek reintroduksi sekitar 200 ekor orangutan
Sebagai  objek wisata alam yang juga sebagai wilayah konservasi dan penelitian tanaman langka, yang berlokasi di Kelurahan Tumbang Tahay Kecamatan Bukit Batu Palangka Raya (Km 28 dari Palangkaraya menuju Kabupaten Katingan).
Arboretum Nyaru Menteng dengan luas 65,2 hektare yang merupakan bagian dari bumi perkemahan pramuka adalah kawasan pelestarian plasma nutfah ekosistem hutan rawa di Propinsi Kalteng.
Flora dan Fauna hidup kawasan Arboretum Nyaru Menteng ini adalah jenis-jenis yang tumbuh dalam ekosistem hutan rawa.

Di kawasan ini terdapat jembatan kayu panjang lima Km , wisma cinta alam, bumi perkemahan, aula pertemuan, Information Center, shelter, pondok kerja, tempat parker


2. Wisata Alam – Pantai Ujung Pandaran – Kalimantan Tengah





Salah satu objek wisata andalan Kotawaringin Timur. Pantai yang terkenal dengan hamparan pasir putih , dipagari nyiur melambai sepanjang pantai dan kekayaan biota lautnya ini membentang puluhan kilometer dari Kotawaringin Timur hingga perbatasan Kabupaten Seruyan. Pantai Ujung Pandaran termasuk jenis pantai yang landai.
Pantai Ujung Pandaran dengan  hamparan pasir putih yang begitu luas, barisan pohon nyiur yang jika dilihat dari kejauhan seolah-olah memagari pantai ini, deburan ombak yang cukup besar, dan kekayaan biota laut khas pantai ini. Khusus untuk biota laut, di Pantai Ujung Pandaran banyak terdapat ubur-ubur, ikan pari, berbagai jenis ikan kecil yang hidup di terumbu karang, dan lain-lain.
Dikawasan Pantai Ujung Pandaran ini dapat menyaksikan juga ritual adat Simah Laut oleh masyarakat nelayan setempat secara turun temurun. Simah Laut adalah ritual tolak bala yang dilakukan oleh para nelayan Ujung Pandaran sebelum memulai pelayaran ke laut untuk mencari ikan. Ritual tahunan ini dilakukan setiap tanggal 10 bulan Syawal, atau sepuluh hari setelah Hari Raya Idulfitri. Sebelum acara ini dilaksanakan, biasanya masyarakat setempat bergotong-royong membersihkan pantai terlebih dahulu. Setelah pantai dirasa cukup bersih, ritual Simah Laut baru diselenggarakan dengan cara melarungkan berbagai macam sesaji ke tengah laut. Oleh masyarakat setempat, ritual ini dipercaya dapat mendatangkan keselamatan dan memberikan limpahan rezeki selama melaut
3. Wisata Alam – Taman Nasional Tanjung Puting – Kalimantan Tengah


Taman Nasional Tanjung Puting merupakan lokasi pusat rehabilitasi orangutan (Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, Camp Leakey) serta pengamatan flora dan fauna khususnya Bakatan (Natai Lengkuas,Sungai Buluh dan Danau Burung).
Taman Nasional Tanjung Puting merupakan lokasi pertama di Indonesia sebagai pusat rehabilitasi orangutan. Terdapat tiga buah lokasi untuk rehabilitasi orangutan yaitu di Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, dan Camp Leakey.
Orangutan Kalimantan mempunyai bulu kemerah-merahan gelap dan tidak memiliki ekor. Sejalan dengan pertumbuhan usianya, jantan dewasa mengembangkan pipinya hingga membentuk bantalan. Semakin tua, bantalan pipinya semakin besar sehingga wajahnya terkesan seram.
Taman Nasional Tanjung Puting memiliki beberapa tipe ekosistem yang terdiri dari hutan hujan tropika dataran rendah, hutan tanah kering, hutan rawa air tawar, hutan mangrove, hutan pantai, dan hutan sekunder.
Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting ini didominir oleh tumbuhan hutan dataran rendah seperti jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus sp.), dan rotan.
Jenis satwa langka endemik dan dilindungi yang terdapat di hutan Taman Nasional Tanjung Puting antara lain orangutan (Pongo satyrus), bekantan (Nasalis larvatus), lutung merah (Presbytis rubicunda rubida), beruang (Helarctos malayanus euryspilus), kancil (Tragulus javanicus klossi), macan dahan (Neofelis nebulosa), dan kucing hutan (Prionailurus bengalensis borneoensis
Taman Nasional Tanjung Puting ditetapkan UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977 dan merupakan Sister Park dengan negara Malaysia
Tanjung Harapan. Merupakan stasiun pertama dalam proses rehabilitasi orangutan. Lokasi ini berada di hutan sekunder dan hutan rawa yang dilengkapi dengan wisma tamu, pusat informasi dan jalan trail.
Pondok Tanggui. Orangutan tersebut tetap diamati secara tertutup dan dihindari kontak dengan manusia.
Camp Leakey. Didirikan pada tahun 1971, berada di hutan primer dan merupakan tempat dari beberapa orangutan yang setengah liar sampai liar dan dari yang baru dilahirkan sampai usia tiga tahun (raja tua).
Natai Lengkuas. Stasiun penelitian bekantan dan pengamatan satwa lainnya melalui sungai.
Sungai Buluh dan Danau Burung. Pengamatan satwa burung terutama burung migran.
Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu Kompetisi Tradisional Rowing pada bulan Mei di Pangkalan Bun
Musim kunjungan terbaik: bulan Juni s/d September setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi: Dari Pangkalan Bun (plane) dengan kendaraan darat ke Kumai sekitar 20 menit (8 km). Selanjutnya dari Kumai ke Tanjung Harapan menggunakan klotok selama 1,5-2 jam, atau Kumai – Natai Lengkuas selama 4 – 5 jam. Menggunakan perahu cepat dari Kumai – Tanjung Harapan selama 0,5 – 1 jam, dari Kumai – Camp Leakey selama 1,5 – 2 jam, dan dari Kumai ke Natai Lengkuas selama 1,5 – 2 jam.

4. Wisata Alam – Taman Nasional Bukit Raya – Kalimantan Tengah




Taman Nasional Bukit Raya, tempat pengamatan berbagai satwa hutan , dan tumbuhan yang khas ada didaerah tersebut antara lain Burung Ruai , jenis Burung Enggang, landak , lutung merah, beruk, ikan seluang , baung adung.
Taman Nasional -Bukit Raya tidak dapat dipisahkan dengan tamana nasional Bukit Baka yang merupakan kawasan konservasi yang terletak di jantung Pulau Kalimantan. Kawasan ini memiliki peranan penting dalam fungsi hidrologis yaitu sebagai catchment area (daerah resapan air) bagi daerah aliran Sungai Melawi di Kalimantan Barat dan daerah aliran Sungai Katingan di Kalimantan Tengah. Kawasan hutan Bukit Baka-Bukit Raya didominasi oleh berbagai jenis ekosistem hutan hujan tropis khas pegunungan.
Keistimewaan kawasan wisata Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya terletak pada kekayaan flora dan faunanya
.
Secara umum, wilayah taman nasional ini didominasi oleh vegetasi tingkat pohon yang penyebarannya bervariasi, dari kaki hingga ke puncak bukit. Vegetasi pada dataran rendah (kaki bukit) hingga ketinggian 400 m menunjukkan kekhasan hutan hujan dataran rendah yang menjadi rumah bagi sekitar 30 % spesies dipterocarpacea.
Keistimewaan kawasan Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya yang lainnya adalah terdapat beraneka ragam jenis satwa di dalamnya, di antaranya berbagai jenis burung seperti Burung Ruai (argusianus argus) dan 3 jenis Burung Enggang, salah satunya adalah burung Enggang Gading (rhinoplax vigil). Jenis-jenis satwa lainnya yang dapat dijumpai di kawasan ini adalah mamalia, seperti landak (hystrix branchyura), lutung merah (presbytis rubicunda), dan beruk (macaca nemestrina). Kekayaan fauna Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya juga bisa dilihat dari hewan reptil yang hidup di kawasan ini, seperti ular (lamaria schlegeli), kadal (spenomorphus), kura-kura darat (famili testudinidae), katak daun, katak batu, dan kodok. Selain itu, di kawasan ini juga hidup jenis-jenis ikan yang termasuk dalam kategori langka yang mungkin tidak akan dapat dijumpai di kawasan lain, seperti ikan seluang (osteochilus spilurus), baung (mystus micracanthus), dan adung (hampala macrolepidota).




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Civic Hukum Jurusanku <# (Twinning Program dgn FH)

Aku Suka Ketika Aku Diam